KEKUATAN ERDOGAN UNTUK BAWA TURKI KE KEJAYAAN ERA OTTOMAN

Bagikan Artikel


SUMAPEDIA.COM – Gempa besar Turki membuat kita sebaiknya mengenal negara yang berada di benua Asia dan Eropa itu lebih jauh lagi, juga mengenal tokoh Sentral negara tersebut, Recep Tayyib Erdogan lebih jauh lagi.

Erdogan yang dengan tegas berkali-kali menyatakan akan membuat Turki ke zaman kejayaan Ottoman kemnali, seperti abad 17 yang menguasai seperempat Eropa dan Asia Barat, hingga Afrika Utara, adalah pemimpin kelas dunia yang bermain agresif berperan di kawasan.

Kita ungkap banyak pemimpin besar dunia saat ini yang sedang berkuasa, agar mengingatkan kita akan Pilihan Raya yang sebentar lagi di Indonesia. Di tahun 2024 untuk memilih tokoh kelas dunia, agar Indonesia bisa diperhitungkan, tidak seperti data di banyak literatur geopolitik dunia saat ini yang tidak meletakkan Indonesia, bahkan sampai tahun 2050 sebagai pemain dunia atau sebagai Global Player, karena kebijakan luar negerinya dianggap lemah.

Di abad ke-14 saja Indonesia dihormati dengan Nusantaranya Majapahit, yang sewaktu kemerdekaan, Indonesia baru bisa merebut wilayah apa yang Belanda jajah saja, bukan apa yang Indonesia miliki yaitu Nusantara.

Kalau semangat Nusantara sebagai visi bernegara, maka Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Timor Leste adalah wilayah Indonesia, sama seperti semangat Erdogan yang akan mengembalikan kejayaan Ottoman di mana Suriah dan Yunani adalah wilayah asli mereka. Juga ketika great Rusia di bawah Tsar Rusia maka sampai Polandia wilayahnya, Ukraina adalah wilayah di bawah ke kaisaran Rusia.

Melihat Turki untuk menginspirasi kaum muda bahwa Nusantara wilayah kekuasaannya lebih luas dari Indonesia, mengingatkan kita adalah sebuah negara besar yang dihormati, bukan seperti Era Reformasi ini yang harusnya sudah selesai, tapi kita kurang dihormati.

Menilik kembali ke Turki, pada 13 November 2022, Bom Besar menewaskan 8 warga sipil dan mencederai 80 warga di Istanbul kota besar di Turki. Peristiwa tersebut merupakan pancingan terkemuka, seorang Erdogan. Kelompok separatis Kurdi yang berada di wilayah Tenggara Turki dan Utara Suriah adalah tuduhan dalang penyebab bom tersebut, kelompok PKK (Partai Perkerjanya Kurdi) dan SDF (Syiria Democratic Force) atau Pasukan Demokratis Suriah, milisi yang didukung Amerika, yang saat ini mengendalikan timur laut Suriah, sebagian besar pejuang SDF adalah orang Kurdi, yang dianggap Turki sebagai cabang atau underbow dari partai pekerja kurdistan (PKK) tersebut, yang dilarang turki.

Seminggu kemudian Erdogan memerintah pasukannya dengan pesawat pembom di kota-kota sepanjang perbatasan wilayah Suriah, seperti kota Tal Rifat, Ayn Al Arab, Crize, Hakruk, dan Qandil yang merupakan wilayah populasi Kurdi, dihujani bom dan roket oleh Turki. Kemudian di tanggal 21 November 2022, pasukan darat Turki masuk 30 km jauhnya ke dalam wilayah Suriah, menginvasi wilayah utara Suriah, yang di dalam agresi militer hal ini disebut sebagai Deep Safe Zone, pengamanan wilayah aman hingga ke dalam wilayah musuh.

Buktinya lagi Swedia dan Finlandia adalah contoh dua negara yang dimainkan oleh Turki, kemudian juga Rusia yang hanya mau menggunakan Turki sebagai titik temu antara NATO versus Rusia, yang berikutnya menunjukkan bahwa Kesatuan Nasional Turki adalah harga mati, separatis Kurdi itu ibarat separatis Papua Merdeka, demi menjaga Deep Safe Zone, kalau perlu ambil seperempat wilayah Papua Nugini.

Untuk itu kita harus memahami Turki versus Kurdi. Suku Kurdi adalah sebuah suku yang tidak punya wilayah, mereka memiliki bahasa sendiri yang berbeda dengan Persia, dengan Arab, dan dengan Eropa. Populasinya saat ini sekitar 30 jutaan warga Kurdi berada di 4 negara. Wilayah Turki yang terbesar, sekitar 15 juta penduduk yaitu di sisi Tenggara Turki, kemudian sisi utara dan timur Suriah, barat Iran dan Utara Irak.

Suku Kurdi ini diperangi 4 negara tersebut ketika ingin Merdeka, 15 juta populasi Kurdi menempati seperlima wilayah Turki, sisanya yang 15 jutaan berada di 3 wilayah negara, Suriah, Irak, dan Iran. Ini membuat Suku Kurdi adalah suku terbesar di dunia yang tidak punya negara. Mereka sejak ratusan tahun ingin membentuk negara Kurdistan, namun Kurdi yang diperangi dengan brutal oleh Iran dan Irak. Misalnya, yang melarang bahasa Kurdi dipakai atau dihukum, Kurdi tetap bertahan dengan siksaan berat hingga saat ini.

Saat ini kekuatan Kurdi ada di wilayah Suriah sisi timur laut dan utara, mereka merapat dengan ISIS dan mendapat senjata dari Amerika. Dimana kekuatan militernya menguat, diperkirakan mereka akan meluaskan wilayahnya ke Turki, Irak, dan Iran.

Kalau hal ini terjadi maka akan kehilangan penduduk, wilayah yang seperlimanya akan hilang, akan kehilangan pendapatan pajak, akan kehilangan sumber daya alam. Persis seperti lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang nilainya mungkin 1000 Triliun lebih itu Timor Timur, bisa lepas juga.
Turki menjadi rugi dan tidak mau hal ini terjadi, dan Erdogan bayar mahal semua itu demi keutuhan Negara Kesatuan Turki.

Untuk itu kata Kurd, Kurdistan, dan bahasa Kurdi dilarang dipakai di Republik Turki, hanya dipakai sebagai pelajaran kebudayaan, tindakan represif tersebut bukan hal baru. Turki sudah lebih dari 100 tahun memperlakukan hal tersebut.

(mwp/Red)

105 thoughts on “KEKUATAN ERDOGAN UNTUK BAWA TURKI KE KEJAYAAN ERA OTTOMAN

  1. I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

  2. Very nice post. I simply stumbled upon your blog and wished to mention that I’ve truly enjoyed browsing
    your weblog posts. In any case I will be subscribing to your rss feed and
    I’m hoping you write once more very soon!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *